Kuungkap selembar kisah masa lalu,
Saat ibu masih menjadi spesialis penghibur hati
Kutau tingkahku buat harinya kelabu
Namun bagiku dia tetap jadi pelangi di hari-hari
Aku tenang berada disampingnya
Aku senang lalui hari bersamanya
Dan Aku bimbang saat sedetik saja tanpa perhatiannya
Peluk cium ungkapan kasih sayang,
Tlah menjadi penenang kala aku hadapi rintang
Dan dialah oksigen yang selalu siap untukku hirup
Berikan kesempatan untukku hidup
Sejak ku digendongmu hingga aku dewasa
Ialah satu-satunya permata jiwa
Malaikat penolong tanpa meminta balas jasa
Yang selalu jadi pelipur lara
Tuhan, beri aku waktu sedetik saja
Biar ia slamanya bahagia
Tuhan, izinkanku slalu disampingnya
Biar senyumnya ada hingga ia menutup mata
No comments:
Post a Comment